Langsung ke konten utama

Flora Endemik dari Indonesia Barat

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang tumbuh di Semenanjung MalayaKalimantan, dan Sumatera. Anggrek hitam adalah maskot flora provinsi Kalimantan Timur. Saat ini, habitat asli anggrek hitam mengalami penurunan jumlah yang cukup besar karena semakin menyusutnya luas hutan di Kalimantan namun masih bisa ditemukan di cagar alam Kersik Luway dalam jumlah yang sedikit. Diperkirakan jumlah yang lebih banyak berada di tangan para kolektor anggrek.
Dinamakan anggrek hitam karena anggrek ini memiliki lidah (labellum) berwarna hitam dengan sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Sepal dan petal berwarna hijau muda. Bunganya cukup harum semerbak dan biasa mekar pada bulan Maret hingga Juni.
Anggrek hitam termasuk dalam anggrek golongan simpodial dengan bentuk bulbmembengkak pada bagian bawah dan daun terjulur di atasnya. Setiap bulb hanya memiliki dua lembar daun saja. Daunnya sendiri sekilas mirip seperti daun pada tunas kelapa muda.

Kibut atau bunga bangkai raksasa atau suweg raksasaAmorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari SumateraIndonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas (juga endemik dari Sumatera) dapat menghasilkan bunga setinggi 5m.[1] Kibut disebut juga bunga bangkai dikarenakan bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat untuk menyerbuki bunganya.
Kibut sering dipertukarkan dengan patma raksasa Rafflesia arnoldii. Mungkin karena kedua jenis tumbuhan ini sama-sama memiliki bunga yang berukuran raksasa, dan keduanya sama-sama mengeluarkan bau yang tak enak. Jenis-jenis Amorphophallus juga dapat dijumpai pada hutan hujan tropis di Stasiun Penelitian Hutan Tropis (SPHT) Taman Nasional Kayan Mentarang di Lalut Birai, Desa Long Alango, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau.
Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m. Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hewan Endemik dari Indonesia Tengah

Komodo , atau yang selengkapnya disebut  biawak komodo  ( Varanus komodoensis ), adalah  spesies   kadal  terbesar di dunia yang hidup di pulau  Komodo ,  Rinca ,  Flores ,  Gili Motang , dan  Gili Dasami  di  Nusa Tenggara . Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat  ora . Termasuk anggota famili  biawak   Varanidae , dan  klad   Toxicofera , komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3  m . Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala  gigantisme pulau , yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya  mamalia   karnivora  di pulau tempat hidup komodo, dan laju  metabolisme  komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi  predator  puncak yang mendominasi  ekosistem tempatnya hidup. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat a

Fauna Endemik Indonesia

Monyet wolai  atau  Monyet hitam sulawesi  ( Macaca nigra ) adalah  satwa   endemik  Indonesia yang hanya terdapat  Pulau Sulawesi  bagian utara dan beberapa pulau di sekitarnya.  Yaki merupakan jenis  monyet   makaka  terbesar yang ada di Pulau Sulawesi.  Cirinya yang khas dari yaki adalah warna seluruh tubuhnya yang hitam dan memiliki rambut berbentuk jambul di atas kepalanya, serta memiliki pantat berwarna merah muda. Yaki memiliki ciri tubuh yang mudah dibedakan dengan  spesies  lainnya. Tingginya sekitar 44-60 centimeter, dengan berat badan sekitar 7-15 kilogram, cukup besar jika dibandingkan dengan monyet Sulawesi lainnya. Kulit Yaki berwarna hitam legam dengan bulu hitam mengkilat yang menutupi seluruh tubuhnya, kecuali wajah, telapak tangan, dan pantat. Moncongnya lebih menonjol jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Ciri khasnya adalah kepala hitam yang memiliki jambul hingga menyerupai gaya rambut model  punk . Yaki hanya memiliki ekor sepanjang 20 sentimeter, berbeda